Selasa, 26 Agustus 2008

Coool action

Jumat, 23 Mei 2008

BMT tak Kalah dari Grameen Bank



Saat ini, Grameen Bank dikenal sebagai bank pendukung perkembangan masyarakat usaha kecil dan mikro. Bahkan, bank asal Bangladesh itu pun berhasil menyabet penghargaan nobel atas kiprah mengentaskan kemiskinan.

Di Indonesia, ternyata terdapat lembaga yang juga berkomitmen mengembangkan ekonomi masyarakat kecil dan mikro. Lembaga itu dikenal dengan sebutan baitulmal wattamwil (BMT) atau koperasi syariah (Kopsyah).

Beberapa waktu lalu, sebuah BMT di Jakarta Barat dikunjungi oleh pihak Grameen Bank. BMT itu adalah BMT Cengkareng Syariah Mandiri. Kunjungan bank Bangladesh itu dilakukan bersama Bank Pembangunan Islam atau Islamic Development Bank, (IDB). Menurut Manajer BMT Cengkareng Syariah Mandiri, Nur Juli Zar, kunjungan Grameen Bank itu menunjukkan pengakuan bank itu atas keberaan BMT di Indonesia.

Menurutnya, BMT ternyata tak kalah dibandingkan Grameen Bank. Hal itu karena BMT juga memiliki komitmen untuk membantu pengentasan kemiskinan di Indonesia melalui pemberdayaan usaha kecil dan mikro. ''BMT di Indonesia juga tak kalah dibandingkan Grameen Bank karena sama-sama membantu masyarakat kecil,'' katanya kepada Republika, Kamis, (22/5).

Namun, menurut Nur, meski tumbuh pesat, sosialisasi dan promosi BMT di Indonesia masih belum berjalan secara optimal. Karena itulah perkembangan lembaga keuangan mikro syariah itu belum berkembang sebagaimana seharusnya. ''Saat ini saja belum banyak media yang membantu sosialisasi dan promosi BMT,'' ujarnya.

Nur menyebutkan, sosialisasi dan promosi BMT perlu dijalankan secara optimal. Hal itu karena BMT berpotensi menjadi salah satu agen penting dalam mengentaskan kemiskinan seperti Grameen Bank. Terlebih, seluruh konsumen layanan BMT merupakan masyarakat usaha kecil dan mikro. Karena itu, Nur mengatakan, pengembangan BMT perlu didukung oleh semua pihak.

Kunjungan Grameen Bank dan IDB ke BMT Cengkareng Syariah Mandiri bertujuan menjalin silaturrahmi dan bertujuan untuk melakukan penelitian serta studi banding terhadap lembaga keuangan mikro syariah. Tujuan tersebut sejalan dengan program IDB dalam pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan masyarakat mikro Indonesia.

Dalam studi banding tersebut, IDB ingin mengetahui pola yang cocok untuk pemberdayaan usaha mikro di Indonesia yang populasi masyarakat muslimnya sangat besar. IDB melihat BMT merupakan pola yang cocok untuk kultur masyarakat muslim Indonesia. Itulah sebabnya, BMT Cengkareng Syariah Mandiri menjadi salah satu objek studi banding tersebut.

Setelah mengunjungi BMT itu, IDB dan Grameen Bank juga mengunjungi BMT Tanjung Sejahtera di daerah Jakarta Utara. Sementara itu, BMT Cengkareng Syariah Mandiri pertama kali didirikan pada Januari 2006 dan berkantor pusat di Jl Kapuk Raya, Pasar Darurat, RT 04/12 No 99 Cengkareng, Jakarta Barat.

Saat pendiriannya, modal awal yang terkumpul sebesar Rp 70 juta. Pendirian BMT bertujuan untuk membantu masyarakat kecil dalam mengambangkan usaha.

Hingga akhir April lalu, aset BMT Cengkareng Syariah Mandiri tercatat sebesar Rp 600 juta. Sedangkan, penghimpunan dana pihak ketiga tercatat Rp 400 juta, begitu pula dengan penyaluran pembiayaan juga tercatat sebesar Rp 400 juta. Sementara, sisa hasil usaha per April lalu tercatat sebesar Rp 8 juta.

(aru )
sumber : www.republika.co.id

1 komentar:

hey it's me mengatakan...

Berita ini aku posting cz yang namanya Nurjulizar itu teman seperjuangan sewaktu di kampus tercinta dulu n he success now for wong cilik.